Kamis, 30 Oktober 2008

Eker Sudah Pergi






Eker itu adalah nama kelinci peliharaan di rumah. Jenis kelinci Anggora. Dulu kelinci ini punyanya Tara, anaknya Oom Tahroni, teman ayah dan bunda di kantor. Selama hampir 7 bulan Eker sudah jadi bagian dari rumah, yang selalu menyambut kalo kita panggil namanya. Kalo dimandikan nggak pernah meronta-ronta. Dia tau kalo dia sedang diurusin, dimandikan, disisir, diobatin penyakitnya sama ayah. Eker waktu masih sehat makannya banyak, sampai kita kasih julukan si gembul. Dua bulan terakhir ini Eker sakit, ada sejenis kutil yang tumbuh di kulitnya. Ayah obatin pake salep racikan. Setelah dikasih salep, kutilnya akan mengelupas. Tapi sayangnya kutil itu selalu tumbuh lagi. Mengelupasnya kutil itu dikuti oleh rontoknya bulu Eker. Akibatnya Eker jadi kelihatan jelek karena botak di sana sini.
Waktu hari Senin 27 Oktober kemarin, kaki Eker terjepit di sela-sela bambu alas kandangnya. Nggak ada yang tau, mungkin sekitar 2 jam kaki Eker terjepit dan baru bisa ditolong sama mbak Tri dan Ditto. Setelah itu Eker jadi kelihatan payah. Mungkin kakinya patah tapi kita nggak ngerti. Hari Selasa Eker makin kelihatan lesu tapi makan masih mau. Dan akhirnya Rabu pagi 29 Oktober 2008 Eker meninggal. Sebelum ke kantor Ayah mengubur eker dengan disaksikan oleh Daffa, Ditto dan Dara.
Semuanya sedih Eker mati tapi mungkin ini memang yang terbaik buat Eker daripada dia menderita.
Sorenya Bunda belanja ke Superindo, lihat selada keriting jadi ingat Eker lagi. Biasanya setiap ke Superindo pasti Bunda beli selada keriting buat Eker. Lihat kandang Eker yang sekarang kosong, jadi sedih lagi.
Selamat jalan Eker.
(Dara minta pelihara monyet buat gantinya Eker. Ampun deh!)

Tidak ada komentar: